Senin, 31 Mei 2010

Tidak Ada Pertentangan Antar Dalil

Mungkin sebagian orang jika menemukan nash-nash yang zahirnya tampak 'bertentangan', maka ia akan segera memvonis adanya kontradiksi antar dalil. Padahal jika ia mau bersabar dan menyerahkan urusan kepada ahlinya (baca : ulama') maka sebenarnya tidak ada kontradiksi antara 2 dalil yang shahih.

Jika menemukan kemusykilan, maka yang pertama dilakukan adalah berbaik sangka dengan nash, dan berburuk sangka dengan akalnya yang tidak mampu memahaminya. Sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim dalam salah satu bait syair Nuniyah-nya :

ونصوصه ليست يعارض بعضها
بعضا فسل عنها عليم زمان
وإذا ظننت تعارضا فيها فذا
من آفة الأ فهام والأذ هان

“Dan nash-nash itu tidak saling bertentangan
Maka bertanyalah kepada ulama zaman
Jika engkau mendapati padanya pertentangan
Maka itu adalah dari kurangnya pemahaman”

Imam Syafi’i berkata : “Tidak mungkin sunnah Nabi menyelisihi Kitabullah”. (Ar-Risalah : 546).

Imam Ibnu Khuzaimah berkata : “Tidak ada dua hadis sahih yang bertentangan dari segala segi. Barangsiapa yang mendapatinya, hendaklah ia mendatangkannya kepadaku, niscaya akan aku padukan keduanya”. (Al Kifayah fi Ilmi ar-Riwayah : 1316).

Minggu, 30 Mei 2010

Kitab Syarh Hilyah Thalibil ‘Ilmi

Jika ada yang bertanya kepada ana, kitab apakah -selain Al-Qur’an dan Al-Hadits tentunya- yang paling berpengaruh dalam diri ana selaku penuntut ilmu. Maka ana akan menjawab kitab Syarh Hilyah Thalibil ‘Ilmi karangan Syaikh Utsaimin rahimahullah. Kitab ini merupakan syarah dari kitab Hilyah Thalibil ‘Ilmi karangan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah, yang berisi adab-adab para penuntut ilmu.
Kitab ini ana katakan ‘merubah’ cara berpikir dan metode belajar ana, karena sebagian besar ilmu yang ana dapatkan selama ini adalah dengan cara belajar lewat buku (otodidak).

Salah satu perkataan di dalam buku tersebut yang sangat ana ingat adalah syair :

من لم يشافه عالما بأصوله
يقينه فى المشكلات ظنون

“Barangsiapa yang tidak belajar langsung dasar-dasar ilmu dari seorang ulama,
Maka kesimpulan yang diyakininya dalam permasalahan yang sulit hanyalah dugaan semata”


Ya benar sekali apa kata syair itu. Betapa banyak di zaman sekarang ini penuntut ilmu yang menjadi ‘mujtahid dadakan’ hanya berbekal alat-alat mekanis semata. Merasa telah mencapai derajat mulia dan mengabaikan barokah dengan belajar langsung dengan para ulama.

Bukankah dulu ada kata hikmah yang berbunyi :

من كان شيخه كتابه ، كان خطؤه أكثر ن صوابه

“Barangsiapa yang berguru dengan buku, maka salahnya lebih banyak dari benarnya”

Walaupun perkataan tersebut tidak 100 % benar, namun demikianlah kenyataan umumnya.
Belajar dari buku terkadang banyak menimbulkan kerancuan, kesalahan pemahaman, ketidakjelasan menangkap maksud pengarang, kesalahan cetak, kesalahan terjemahan, kesalahan membaca sehingga terjadi perubahan arti (jika membaca kitab arab gundul), dan berbagai masalah lainnya, yang jika belajar langsung dengan seorang guru maka permasalahan tersebut dapat diminimalisir.

Namun, bukanlah maksud ana mencela penuntut ilmu otodidak. Karena ana sendiri banyak menuntut ilmu dari buku ketimbang belajar dari seorang guru. Mohon jangan disalahpahami. Tulisan ini hanyalah sebagai bahan renungan dan introspeksi ke arah yang lebih baik. Semoga dapat menjadi motivasi dan pembelajaran bagi kita semua.

Selasa, 25 Mei 2010

Sepatah Kata Pembuka

Assalamu'alaikum...

Alhamdulillah, akhirnya Allah Ta'ala bukakan pintu hati ana untuk membuat blog setelah sekian lama hanya berkutat menulis di 'alam nyata'. Mudah-mudahan penulisan di alam maya ini ada manfaatnya.

Adapun tujuan penulisan di blog ini hanyalah ingin berbagi faidah-faidah ilmu saja. Jika dirasa bermanfaat, itu semua berkat karunia Allah semata. Dan jika ada kesalahan, maka tegur sapa dari pembaca sangatlah diharapkan, dan ana pribadi memohon maaf sebesar-besarnya.

Semoga Allah Ta'ala memberi barokah kepada kita semua...