Selasa, 22 November 2011

Takwa Yang Hakiki

Imam Ibnul Qayyim berkata : “Ketahuilah sesungguhnya seorang hamba hanyalah mampu melalui tahapan-tahapan perjalanan menuju (ridha) Allah dengan hati dan keinginannya yang kuat, bukan (cuma) dengan (perbuatan) anggota badannya. Dan takwa yang hakiki adalah takwanya hati, bukan takwa anggota badan (saja).” (Kitab al-Fawa’id hal. 185).

Kemudian beliau membawakan ayat ke 32 dan 37 dari surah al-Hajj serta hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini :

التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

Takwa itu (terletak) di sini”, dan beliau menunjuk ke dada (hati) beliau tiga kali.” (HR. Muslim).

Ketika menjelaskan makna hadits di atas, an-Nawawi berkata : “Sesungguhnya amalan yang tampak (pada anggota badan) tidaklah (mesti) menunjukkan adanya takwa (yang hakiki pada diri seseorang), akan tetapi takwa (yang sebenarnya) terwujud pada apa yang terdapat dalam hati (manusia), berupa pengagungan, rasa takut dan (selalu) merasakan pengawasan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Syarh Shahih Muslim : 16/121).

(Disalin dari Majalah al-Mawaddah edisi Dzulqo’dah 1432 H hal. 34, dari artikel berjudul “Meraih Takwa Yang Hakiki” oleh Ust. Abdulloh Taslim al-Buthoni).

1 komentar:

  1. Assalamualaikum

    Akhi,
    Ana ingin minta akhi tuliskan nasihat indah dari salaf rahsia mereka khusyu' dalam solat.. Moga-moga titipan ringkas serba sedikit dari akhi dapat bantu ana dan keluarga untuk solat lebih sempurna.. Jazakallahu khoir.

    Ummu Sholihah

    BalasHapus