Senin, 14 Maret 2011

Jangan Terlalu Larut Dalam Perkara Dunia

Al-Hasan berkata : “Janganlah kalian sibuk dengan urusan dunia, karena dunia itu sangat menyibukkan. Tidaklah seseorang membukakan pintu kesibukan untuk dirinya, melainkan akan terbuka baginya sepuluh pintu kesibukan lainnya”. (Az-Zuhd : 189, Ibnul Mubarak).

Alangkah benarnya perkataan beliau. Betapa sering manusia larut dalam perkara dunia yang dianggapnya mubah, dan mereka tenggelam di dalamnya. Padahal boleh jadi perkara mubah itu dapat membawa kepada perkara makruh, bahkan perkara haram. Atau kerusakan yang paling ringan adalah hilangnya waktu/masa dalam perkara tiada manfaatnya. Waktu yang jika digunakan untuk membaca Al-Qur’an, maka mungkin 1 juz akan diselesaikan. Jika digunakan untuk membaca buku-buku agama, maka akan didapatkan pelbagai ilmu yang menakjubkan. Atau jika digunakan untuk mendengarkan kajian-kajian, maka akan bertambah faedah-faedah dalam ingatan.

Para salaf sejak dahulu telah mengingatkan bahwa dunia dan akhirat di dalam hati bagaikan dua sisi timbangan. Jika sisi salah satunya lebih berat, maka sisi lainnya akan menjadi ringan. Oleh sebab itu, semestinya bagi seseorang yang mengharapkan derajat tinggi di akhirat nanti, berusaha untuk melatih jiwanya mengambil secukupnya saja perkara-perkara mubah dalam urusan dunia ini. Imam Ibnul Qayyim berkata : “Barangsiapa bercita-cita meraih perkara-perkara yang tinggi (surga), maka wajib baginya mengatasi kecintaan pada perkara-perkara yang rendah (dunia)”. (Miftah Dar as-Sa’adah : 1/108).

1 komentar:

  1. Assalaamu'alaykum

    Akhi Igun,

    Saya suka sangat2 entri kali ni. Jazakallahu khayran!

    I

    BalasHapus