Rabu, 13 April 2011

Kisah Seorang Pencinta Buku

Al-Jahizh (wafat 255 H) dalam kitabnya Al-Hayawan (1/55) berkata: “Barangsiapa ketika membeli buku tidak merasai kegembiraan melebihi kegembiraan membelanjakan harta untuk orang yang dicintai, atau untuk mendirikan rumah, berarti dia belum dapat dikatakan mencintai ilmu. Tidak berfaedah harta yang dibelanjakannya sehingga ia lebih mengutamakan untuk membeli buku, sebagaimana seorang arab badui yang lebih mengutamakan susu untuk kudanya dibanding untuk keluarganya.”

Al-Jahiz memang terkenal sebagai seorang pencinta buku. Yaqut Al-Hamawi ketika menceritakan biografinya dalam kitab Irsyad al-Arib (16/75), dari Abu Hiffan ia bercerita : “Aku tidak pernah melihat atau mendengar seorangpun yang paling mencintai buku dibanding Al-Jahizh. Tidak ada satupun buku yang dipegangnya kecuali dia habiskan membacanya. Bahkan beliau sempat menyewa beberapa toko buku, kemudian bermalam di sana untuk sekedar membaca!”

Bagaimana dengan anda?

4 komentar:

  1. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Akhi Igun, apa ya yg memotivasikan mereka sebegini sekali?

    MasyaAllah.. tak terlawan rasanya. Sangat kagum!

    BalasHapus
  2. Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

    Ukhti ummu durrah,

    Para salaf sangat bersemangat dalam menuntut ilmu dikarenakan cinta mereka yang amat mendalam terhadap ilmu. Sehingga mereka sanggup melakukan perkara-perkara yang di anggap mustahil dilakukan di zaman sekarang.

    Selain itu, niat mereka mencari ilmu adalah karena Allah (baca: ikhlas). Bukan untuk mencari kedudukan di hadapan manusia. Maka Allah mengangkat derajat mereka, mengkaruniakan mereka semangat dan kesungguhan, serta mempermudah urusan mereka. Allah Ta’ala berfirman :

    وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

    “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Al-'Ankabut : 69].

    Wallahu a’lam.

    BalasHapus