Ada beberapa adab yang mesti kita perhatikan dalam pergaulan sesama manusia. Diantara adab yang penting adalah hendaklah kita mengetahui sikap-sikap yang disukai manusia dan sikap-sikap yang tidak disukai manusia.
Sikap-sikap yang disukai manusia seperti :
1. Manusia suka kepada orang yang memberi perhatian kepada orang lain.
2. Manusia suka kepada orang yang mau mendengar ucapan mereka.
3. Manusia suka kepada orang yang menjauhi debat kusir.
4. Manusia suka kepada orang yang memberikan penghargaan dan penghormatan kepada orang lain.
5. Manusia suka kepada orang yang memberi kesempatan orang lain untuk maju.
6. Manusia suka kepada orang yang tahu berterima kasih atau suka membalas kebaikan.
7. Manusia suka kepada orang yang menjaga perasaan orang lain.
Sedangkan sikap-sikap yang tidak disukai manusia seperti :
1. Manusia tidak suka diberi nasihat di hadapan orang lain.
2. Manusia tidak suka diberi nasihat secara langsung.
3. Manusia tidak suka kepada orang yang selalu memojokkannya dengan kesalahan-kesalahannya.
4. Manusia tidak suka kepada orang yang tidak pernah melupakan kesalahan orang lain.
5. Manusia tidak suka kepada orang yang sombong.
6. Manusia tidak suka kepada orang yang terburu-buru memvonis orang lain.
7. Manusia tidak suka kepada orang yang mempertahankan kesalahannya, atau orang yang berat untuk merujuk kepada kebenaran setelah dia meyakini kebenaran itu.
8. Manusia tidak suka kepada orang yang menisbatkan kebaikan kepada dirinya dan menisbatkan kejelekan kepada orang lain.
(Dari buku Adab Bergaul, karangan Ustadz Fariq bin Gasim, hal. 37-81).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhi Igun,
BalasHapus2. Manusia tidak suka diberi nasihat secara langsung.
Lalu bagaimana seharusnya nasihat itu diberi?
Jazakallahu khayran..
Jika manusia tidak suka diberi nasihat secara langsung, maka nasihat dapat dilakukan secara tidak langsung, seperti memakai bahasa kiasan atau sindiran atau kalimat-kalimat lain yang dirasa tidak menyakitkan.
BalasHapusContohnya seorang suami yang merasakan masakan istrinya terlalu asin, maka sebaiknya ia tidak mengatakan : “Masakanmu tidak enak karena terlalu asin!”. Tapi sebaiknya ia berkata : “Masakanmu sungguh enak, apalagi jika garamnya agak dikurangkan”.
Menasihati secara tidak langsung dapat juga berupa perbuatan. Misalnya pembantu di rumah lupa untuk mencuci piring. Maka jika majikan turun langsung mencuci piring di depannya, maka akan membuatnya sadar akan kesalahannya.
Menasihati secara tidak langsung dapat juga melalui media atau perantara. Contohnya jika kita ingin menegur amalan bid’ah yang dilakukan orang tua. Maka menasihatinya dapat melalui perantaraan buku atau majalah yang menerangkan amalan-amalan sunnah.
Walaupun demikian, menasihati secara tidak langsung tidaklah mutlak diterapkan. Karena ada orang yang tidak paham jika dinasihati secara tidak langsung, dan ada juga manusia yang lebih cocok dinasihati secara langsung. Namun pada umumnya, tabiat manusia adalah tidak suka diberi nasihat secara langsung.
Wallahu a’lam.