Dulu ada seorang teman yang mengeluhkan sulitnya belajar bahasa Arab. Ada juga yang mengeluh karena beratnya menghafal hadits. Tak kurang juga yang mengadu susahnya belajar ilmu tajwid. Dan masih banyak keluhan-keluhan lainnya dalam menuntut ilmu.
Ya, memang demikianlah konsekuensi sebuah perjuangan. Ilmu tidaklah didapat dengan bersenang-senang. Dengan jiwa yang malas dan dalam waktu yang singkat. Sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang yang mengira ilmu sangatlah mudah untuk didapatkan. Ia mengira cukuplah membeli beberapa buku, lalu membacanya 1-2 jam sehari sambil bermalas-malasan di atas sofa. Kemudian ia meyakini setelah berlalu setahun dua tahun maka ia dapat menguasai seluruh cabang ilmu agama.
Yang demikian itu adalah pandangan yang keliru, harapan yang mustahil, kerusakannya besar, dan bahayanya sangat nyata, karena menggambarkan semangat yang rendah dan menunjukkan ketidaksabaran dalam menuntut ilmu yang mulia.
Imam Syafi’i berkata : “Seseorang tidak akan mencapai hasil dalam bidang ini sampai kefakiran menimpanya, dan dia mendahulukan ilmu atas segala sesuatunya”. (Siyar A’lam an-Nubala : 10/89, Adz-Dzahabi).
Yahya bin Abi Katsir berkata : “Ilmu tidak dapat diperoleh dengan bersantai-santai”. (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi : 1/91, Ibnu Abdil Barr).
Ketergesa-gesaan dalam belajar akan membuahkan hasil sebagaimana disebutkan kaidah fiqih yang masyhur :
من استعجل شيئا قبل أوانه عوقب بحرمانه
“Barangsiapa tergesa-gesa untuk mendapatkan sesuatu sebelum saatnya, maka akan dihukum dengan tidak mendapatkannya”
Maksudnya ketidaksabaran dalam menuntut ilmu akan berakibat tidak dapat menguasai ilmu secara sempurna. Apalagi jika ditambah niat yang rusak seperti memburu pujian, atau supaya manusia memanggilnya dengan panggilan terhormat. Maka jiwa yang rendah akan segera tergesa-gesa untuk “turun gunung” sebelum waktunya.
Maka tiada kata lain bagi saudara-saudaraku penuntut ilmu -termasuk penulis sendiri- selain pesan :
Bersabarlah dalam menuntut ilmu. Hadapilah semua rintangan dalam belajar. Titilah ujian dengan penuh semangat. Dan ketahuilah bahwa penghalang utama adalah berasal dari dalam diri sendiri. Maka jadikanlah perkataan Ibnu Hisyam ini sebagai slogan :
ومن يصطبر للعلم يظفر بنيله
ومن يخطب الحسناء يصبر على البذل
ومن لم يذل النفس في طلب العلا
يسيرا يعش دهرا طويلا أخا ذل
“Barangsiapa berusaha untuk sabar dalam mencari ilmu niscaya ia akan mendapatkannya,
(Sebagaimana) barangsiapa meminang wanita yang cantik maka ia akan sabar dalam (membayar) maharnya,
Barangsiapa tidak menghinakan dirinya dalam meraih kemuliaan sesaat saja,
Ia pasti akan hidup dalam masa yang panjang dalam keadaan hina dina.”
Selasa, 19 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar