Sebenarnya jauh hari sebelum Ramadhan, ana ada merencanakan sesuatu sebagai “hadiah” menyambut bulan Ramadhan. Tapi takdir Allah menentukan lain. Sampai hampir pertengahan Ramadhan ini, yang direncanakan itu tak kunjung terwujud karena berbagai kendala.
Ya, demikianlah sebenarnya hakikat manusia yang lemah, sebagaimana pernah dikatakan :
ولأنت تفري ما خلقت
وبعض القوم يخلق ثم لا يفري
“Sungguh Engkau dapat mewujudkan apa yang Engkau rencanakan,
Namun selain-Mu hanya bisa merencanakan dan tidak dapat mewujudkan.”
Alhamdulillah, walau yang direncanakan itu tidak terwujud, ana menghibur hati dengan berpikir mungkin dibalik kejadian tersebut ada hikmah Allah yang tidak diketahui. Bukankah kita sering mengalami kejadian yang tidak sesuai dengan yang direncanakan -lalu hati sedikit tidak menyukai ketentuan Allah tersebut-, kemudian selang beberapa waktu kita berbalik bersyukur kepada Allah karena baru mengetahui hikmah disebalik kejadian itu.
Percayalah bahwa takdir dan ketentuan Allah mengandung banyak sekali hikmah, sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnul Qayyim :
“Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit, dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan inipun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini.” (Syifa’ul Alil fi Masail Qadha wal Qadar wa Hikmah wa Ta’lil : 452, Ibnu Qayyim al-Jauziyah).
Bahkan bisa jadi ketentuan Allah yang tidak kita sukai tersebut adalah sebagai kemaslahatan bagi dunia dan akhirat kita. Ana teringat kejadian beberapa waktu yang lalu, salah seorang keluarga ana ditakdirkan tidak berhasil untuk menduduki sebuah jabatan. Tapi syukurlah beliau tidak menduduki jabatan tersebut, karena ternyata jabatan tersebut banyak fitnahnya (godaan korupsi dsb).
Maha benar Allah Ta’ala yang berfirman :
وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216).
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya menjelaskan ayat tersebut : “Allah lebih mengetahui tentang akibat dari semua perkara dibanding kalian, dan lebih mengetahui tentang hal-hal yang di dalamnya terkandung kemaslahatan dunia dan akhirat bagi kalian.”
Senin, 23 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar