‘Abdullah bin Al-Mubarak adalah seorang imam besar dari kalangan tabi'ut tabi'in, hidup dari tahun 118 H - 181 H. Ana ceritakan sebagian dari kisah hidupnya disini karena beliau memiliki beberapa keutamaan. Beliau seorang yang faqih dalam ilmu agama, gemar beribadah, tidak pernah ketinggalan berjihad, jutawan yang dermawan tapi juga zuhud terhadap dunia, dan yang paling mengagumkan dari beliau adalah sifatnya yang selalu berusaha menyembunyikan amalannya.
Inilah beberapa ringkasan kisah hidupnya :
- Ibnul Mubarak pernah turut serta berjihad melawan pasukan Romawi. Ketika itu ia dengan gagah berani berperang sehingga banyak membunuh pasukan musuh. Uniknya ketika berperang beliau menggunakan penutup muka (cadar) agar tidak ada yang mengenalinya. Yang mengenali beliau hanya teman dekatnya saja. Beliau berpesan kepada teman yang mengenalinya : “Wahai fulan, selama aku masih hidup jangan ceritakan kejadian ini kepada siapa-siapa.” (Siyar A’lam An-Nubala' : 8/408-409).
- Ibnul Mubarak biasa ke daerah Tharasus untuk belajar hadits. Di daerah itu Ibnul Mubarak mempunyai seorang teman yakni seorang pemuda yang biasa membantunya memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada suatu hari ia tidak menemukan pemuda itu. Orang-orang memberitahukan bahwa pemuda itu dipenjara karena dililit hutang sebanyak sepuluh ribu dirham. Ibnul Mubarak segera melunasi hutang pemuda itu kepada orang yang menghutangi, dan berpesan agar jangan memberitahukan bahwa ia yang melunasinya. Teman Ibnul Mubarak tersebut baru mengetahui Ibnul Mubarak lah yang membayar hutangnya setelah Ibnul Mubarak wafat. (Shifatush Shafwah : 4/141-142).
- Seorang murid Ibnul Mubarak bercerita ketika sedang berada di Kufah, Ibnul Mubarak pernah membacakan kitab tentang manasik haji. Hingga sampai kepada pembahasan satu permasalahan yang di dalamnya terdapat tulisan : “Demikianlah pendapat ‘Abdullah (Ibnul Mubarak) dan demikian pendapat kami”, maka Ibnul Mubarak langsung menghapus namanya dalam kitab tersebut sambil berkata: “Siapalah saya, sehingga pantas ditulis pendapat saya.” (Shifatush Shafwah : 4/137).
- Pada musim haji biasanya teman-teman Ibnul Mubarak mendatangi beliau karena berkeinginan untuk menunaikan haji bersamanya. Maka Ibnul Mubarak mensyaratkan jika mereka ingin berhaji bersamanya mereka harus menyetor uang perbekalan kepadanya. Setelah masing-masing temannya menyetor uang kepadanya, Ibnul Mubarak lalu menyimpan uang mereka ke dalam sebuah kotak. Selama dalam perjalanan Ibnul Mubarak lah yang membiayai kebutuhan hidup mereka, membayar ongkos perjalanan, membayar penginapan, dan membelikan oleh-oleh untuk keluarga teman-temannya. Setelah pulang, Ibnul Mubarak membuka kotak tempat ia menyimpan uang teman-temannya. Uang tersebut masih utuh, dan Ibnul Mubarak mengembalikan uang tersebut kepada mereka. (Siyar A’lam An-Nubala' : 8/385-386).
Senin, 29 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar