Ketika membaca buku “Akhlak-Akhlak Buruk : Fenomena, Sebab-Sebab Terjadinya dan Cara Pengobatannya” karangan Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, ana temukan satu pembahasan yang menarik pada halaman 99-103 yakni : Apakah Suatu Akhlak Dapat Berubah Atau Tidak ?
Berikut ini pembahasannya :
============================================
Apakah mungkin merubah akhlak ataukah tidak? Jawaban dari pertanyaan itu telah menjadi suatu yang diperselisihkan.
Pendapat pertama, akhlak adalah suatu yang statis (tetap), tidak berubah pada diri seorang manusia. Karena akhlak adalah suatu tabiat yang telah menjadi fitrah baginya, maka tidak mungkin untuk mengalami perubahan dan tidak dapat dibayangkan pemisahan manusia dengan akhlak.
Pendapat kedua, bolehnya akhlak yang telah ada mengalami perubahan, dan hal tersebut bukanlah suatu yang sulit atau mustahil. Berbeda dengan pendapat sebelumnya.
Pendapat yang kedua adalah pendapat yang tepat dan dapat dipastikan kebenarannya. Seandainya akhlak tidak dapat berubah, maka wasiat, nasehat dan pengajaran adab tidak ada gunanya.
Bahkan bagaimana mungkin hal itu diingkari sementara merubah akhlak perilaku hewan saja mungkin?! Burung elang yang dapat di alihkan dari sikap buasnya menjadi jinak, seekor anjing dari sikap buruknya ketika makan dialihkan hingga beradab dan tercegah dari sifat liarnya, seekor kuda dari sifat liar tak terkendali kepada sifat patuh dan dapat diatur. Dan kesemua itu adalah pada perubahan akhlak.
Apabila ini yang merupakan keadaan yang berlaku bagi hewan piaraan, maka manusia lebih pantas untuk merubah akhlaknya. Dan menggantikan tabiatnya hingga menjadi seimbang. Dan itu dapat tercapai dengan pelatihan jiwa, mengaturnya dan menuntunnya kepada akhlak yang terpuji.
Perkara ini juga didukung dengan dalil-dalil syara’ dan juga kenyataan yang ada.
Adapun dalil-dalil syara’ maka sangatlah banyak, yang menganjurkan untuk berhias dengan akhlak-akhlak yang mulia, dan menjauhkan diri dari akhlak-akhlak yang hina. Sekiranya perubahan akhlak tidak mungkin diubah, tidaklah mungkin hal tersebut diperintahkan.
Allah Ta’ala berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri” (QS. Al-A’la : 14).
Dan Allah Ta’ala berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu” (QS. Asy-Syams : 9).
Pada kedua ayat ini menunjukkan bahwa akhlak dan tabiat dapat berubah, dan itu dikarenakan akhlak yang baik merupakan suatu keberuntungan, dan keberuntungan dapat tercapai dengan pensucian diri.
Dan kenyataan yang terjadi dapat kita saksikan dan dengar, bahwa ada beberapa manusia yang sifatnya buruk, tergesa-gesa dan berakhlak jelek, apabila seseorang diantara mereka melatih dirinya, mengaturnya dan bersungguh-sungguh serta menempuh sebab-sebab yang akan membantunya untuk mencapai akhlak yang terpuji, maka akhlaknya dapat berubah dan menjadi baik.
Bukti paling baik akan hal itu adalah perkara para Shahabat radhiyallahu ‘anhum sebelum diutus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak ubahnya dengan kaum Arab lainnya yang mempunyai sifat keras, kaku dan keras.
Ketika mereka masuk ke dalam Islam dan membaur dengan gemerlap keimanan di dalam hati mereka, tabiat mereka menjadi lembut dan akhlak mereka menjadi baik.
Bahkan mereka dijadikan contoh dalam sifat kepedulian sosial, keluhuran budi, kedermawanan, kelembutan dan akhlak-akhlak mulia lainnya.
============================================
Sekian disalin dan diringkas (dengan sedikit pengeditan), semoga bermanfaat bagi kita semua.
Keterangan buku :
Judul Asli : Suul Khuluq : Madzhoohiruhu, Asbabuhu, ‘Ilaajuhu.
Pengarang : Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd.
Judul Terjemahan : Akhlak-Akhlak Buruk : Fenomena, Sebab-Sebab Terjadinya dan Cara Pengobatannya.
Penerbit : Pustaka Darul Ilmi, Cetakan Pertama, Ramadhan 1427/September 2007.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Assalaamu 'Alaykum wa Rahmatullah..
BalasHapusNasihat yg sangat baik ya akhi.. Berikut saya ingin kongsikan do'a yg saya baru berlatih membacanya, saya dapat daripada www.rumaysho.com;
Dari Ziyad bin ‘Ilaqoh dari pamannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca do’a,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
“Allahumma inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’ [Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar].” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)
Teruskan menulis ya akhi.. Nasihat-nasihatmu sentiasa mudah dan damai untuk masuk ke jiwaku.. Alhamdulillah..
Terima kasih..
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh..
BalasHapusJazakallahu khoiron atas info doanya. Semoga menambah timbangan pahala antum. Insya Allah, orang yang menunjukkan jalan kebaikan akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita selalu nasehat-menasehati dalam kebaikan dan kebenaran..