Selasa, 01 Juni 2010

Tawadhu'

Tawadhu’ (rendah hati) mungkin kata yang sering kita dengar, namun ternyata sulit untuk diamalkan. Apatah lagi sudah merupakan fitrah manusia senang akan pujian. Maka, melakukan perbuatan yang berlawanan dengan fitrah manusia bukanlah perkara yang mudah dilakukan.

Sesungguhnya tawadhu’ mempunyai faidah yang mulia, yakni tidaklah seorang bertawadhu’, maka Allah Ta'ala akan mengangkat derajatnya. Hal ini sebagaimana diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya :

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ

“Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajatnya” (HR. Muslim no. 2588).

Harap diperhatikan kalimat hadits “bersikap tawadhu’ karena Allah” artinya tawadhu’ yang dilakukannya adalah ikhlas karena Allah semata, bukan pura-pura tawadhu’ agar dikagumi manusia.

Ibnul Mubarak pernah mengingatkan :
"Jadilah engkau orang yang tawadhu' dan tidak menyukai popularitas. Namun janganlah engkau pura-pura tawadhu' sehingga engkau menjadi riya'. Sesungguhnya mengklaim diri sebagai orang yang tawadhu' justru mengeluarkanmu dari ketawadhu'an, karena dengan caramu tersebut engkau telah menarik pujian dan sanjungan manusia". (Shifatush Shafwah : IV /137)

Alangkah indahnya syair As-Safarini dalam Gidzaaul Al Baab (II/233), ia berkata :

وأحسن أخلاق الفتى وأتمها
تواضعه للناس وهو رفيع

“Sebaik-baik dan paling sempurnanya akhlak seorang pemuda
adalah kerendahan hatinya kepada manusia padahal kedudukannya mulia”.

5 komentar:

  1. Assalaamu 'Alaykum wa Rahmatullah!

    Tahniah! Akhirnya telah berblog!
    Berkenaan konsep tawadhu', adakah saya terkeluar dari sifat yg mulia ini, jika saya tidak memanggil seseorang (yg dikenali dengan panggilan ustaz oleh orang lain) sebagai ustaz?

    Saya meneliti diri, tetapi saya mendapati bahawa saya berasa tidak ingin memanggilnya ustaz semata2 kerana saya merasakan bahawa dia tidak punya sifat tawadhu', sedang dia seorang yg banyak ilmu tetapi saya tidak merasakan ingin tunduk hormat padanya.

    Adakah wujud di sini sifat bongkak dalam diri saya?

    - Forumer AFN

    BalasHapus
  2. Wa'alaykumus salam warahmatullah..

    Untuk sahabat dari AFN,

    Dahulu ada kata hikmah yang menyatakan : "Perlakukanlah manusia sesuai kedudukannya".
    Jika benar ia seorang yang berilmu maka panggillah ia sesuai dengan kadar keilmuannya (ustaz).
    Sedangkan jika benar ia tidak tawadhu' maka itu adalah urusannya dengan Allah semata.

    Saya tidak melihat wujudnya sifat bongkak (ego) dalam diri saudara/i, kerana yang saudara/i lakukan adalah fitrah manusia yang tidak menyukai orang yang sombong.
    Dahulu ada penyair berkata :
    "Orang jahil yang tawadhu' lebih dicintai manusia,
    Dibanding orang 'alim yang sombong".

    Yang sebaiknya dilakukan adalah jangan membiarkan perasaan 'benci' yang berterusan kepadanya, kerana manalah tau suatu hari nanti ia sedar kekurangan dirinya lalu bertaubat, dan Allah Yang Maha Penerima Taubat menerima taubatnya.

    Sebagai sesama muslim, doakanlah ia agar sedar akan kekurangan dirinya.

    Dan terakhir, ana nasihatkan (ana tujukan juga bagi ana pribadi):
    "Menyibukkan diri dengan aib orang lain adalah suatu yang tiada guna dan membuang-buang masa, sedangkan menyibukkan diri dengan selalu melihat aib sendiri adalah ubat dan jalan keselamatan".

    Wallahu a'lam

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah akhi Igun, benar2 terdapat faedah ilmu yg banyak dengan jawapan tuan..

    Saya sangat risau, kerana saya sangat benci dengan orang 'alim tetapi tidak punya sikap rendah hati. Mungkin sekali juga itu hanya persangkaan buruk saya semata2 terhadapnya, sedangkan dia tidak begitu jika saya benar2 telah mengenali peribadinya.

    Doakanlah saya agar diberi petunjuk dan kekuatan oleh-Nya untuk berakhlak mulia, berbaik sangka dan bersifat memaafkan..

    Terima kasih banyak! Sila teruskan ber-blog dengan gigih! ^__^

    BalasHapus
  4. Jazakallah. Syukur dpt jumpa blog ni. Teruskan ya akhi.

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah. Apa-apa yang bermanfaat dari blog ini hanyalah berkat hidayah dari Allah Ta'ala semata. Sedangkan jika dirasa ada yang salah, maka adalah dari kekurangan ilmu ana.

    Terima kasih telah sudi berkunjung.

    BalasHapus