Al Imam Ibnu Hazm (wafat 456 H) berkata :
“Cara yang paling mujarab untuk mendapatkan ketenangan jiwa adalah tidak memperdulikan ucapan manusia dan fokus memperhatikan ucapan Sang Pencipta. Barangsiapa yang menyangka bahwa dirinya selama di dunia akan selamat dari celaan manusia maka dia telah gila.
Seseorang yang mencermati dengan seksama -sekalipun pahit rasanya- akan mengetahui bahwa celaan manusia kepadanya justru lebih baik daripada pujian mereka. Karena pujian manusia dapat membuatnya lupa diri dan menimbulkan ‘ujub yang akan merusak keutamaannya.
Adapun celaan manusia, kalau memang benar maka hal itu dapat mencegahnya dari perbuatan tercela. Namun apabila celaannya tidak benar dan dia sabar, berarti dia mendapatkan keutamaan sabar dan akan mengambil pahala kebajikan orang yang mencelanya, sehingga dia akan menuai pahala kelak di hari kiamat dengan perbuatan yang tidak memberatkan pula”.
(Mudawah an-Nufus wa Tahdzib al-Akhlaq : 80).
Rabu, 16 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Assalaamu 'Alaykum wa Rahmatullah..
BalasHapusTetapi, sangat3 susah menerima celaan manusia, lebih2 lagi daripada org yg kita sayang..
Walau segala yg tertulis di artikel ini sangat benar sekali, tetapi hati sangat sukar menerima bila mana kita tahu diri kita dicela..
Wa’alaykumussalam warahmatullahi wa barakatuh..
BalasHapus“Sahabatku, sejujurnya ingin kukata
Demikianlah fitrah manusia
Tidak ada yang menyukai celaan, sebaliknya
Manusia menyukai pujian saja
Tapi sudah Sunatullah dari Yang Maha Kuasa
Dalam hidup ini kita pasti mengalaminya
Kadang pujian dan kadang celaan manusia
Maka janganlah heran wahai sahabat tercinta
Bersabarlah dan harapkan pahala dari-Nya
Sesungguhnya dalam kesabaran terdapat hikmah yang tak terhingga
Bahkan aku pernah menghitung kata ‘sabar’ dalam Kitab-Nya
Tertulis pada 43 tempat yang menunjukkan kemuliaannya
Maka janganlah terlalu menghiraukan celaan manusia
Karena dalam kesabaran nantinya
Akan engkau dapatkan lapangnya hati dan kedamaian jiwa
Yang tak ternilai harganya..”