Mengapa blog ini ana beri judul Faidah Ilmu? Itu karena kegemaran ana mengumpulkan faidah-faidah yang ana dapatkan selama menuntut ilmu, baik dari guru, teman maupun buku. Yang ana maksudkan dengan faidah (fawaid) adalah mutiara ilmu dan hal-hal penting yang diperoleh dari pelbagai cabang ilmu seperti tafsir, hadits, fiqih, akhlak, bahasa, syair, sejarah, kisah, fatwa dan lain sebagainya.
Kegiatan mengumpulkan faidah bukanlah hal yang baru. Para ulama sejak dulu membukukan faidah-faidah ilmiyah yang mereka dapatkan. Kitab-kitab khusus yang memuat faidah-faidah ilmiyah seperti kitab :
- Al-Funun karya Ibnu 'Aqil yang dikatakan berjumlah 800 jilid.
- Qaid al-Awabid karya Ad-Daghuli sebanyak 400 jilid.
- Majma’ al-Fawaid dan Manba’ al-Faraid serta at-Tadzkirah karya al-Maqrizi sebanyak 100 jilid (ada juga yang mengatakan 80 jilid).
- At-Tadzkirah karya Al-Kindi sebanyak 50 jilid.
- Tadzkirah as-Suyuthi dalam 50 jilid.
- Tadzkirah ash-Shafadi jumlahnya 30 jilid.
- ‘Uyun al-Awabid karya Ibnu an-Najjar dalam 6 jilid.
- Shaid al-Khatir karya Ibnul Jauzi.
- Al-Fawaid al-‘Awaniyyah karya Al-Wazir Ibnu Hubairah.
- Bada’i al-Fawaid dan Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim.
Sedangkan karya ulama kontemporer seperti :
- Al-Muntaqah min Fawaidil Fawaid oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin.
- Al-Muntaqah min Fathil Bari oleh Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad.
- Al-Fawaidul Muntaqah min Syarh Shahih Muslim oleh Sulthan bin ‘Abdillah al-‘Umari.
Para ulama menasihatkan jika mendapatkan faidah segeralah untuk dicatat. Karena faidah ibarat mutiara yang mudah hilang dan terlupa. Sebagaimana yang dikatakan Imam an-Nawawi dalam Majmu’ (1/39) : “Janganlah seseorang meremehkan suatu ilmu (faidah) yang dia lihat atau dia dengar. Segeralah mencatatnya atau menelaahnya.”
Ibnul Abbar dalam Mu’jam Ashhab ash-Shadafi ketika menceritakan biografi Abul Qasim Ibnu Warad at-Tamimi (wafat 540 H), berkata : “Setiap buku yang ditunjukkan kepadanya maka pasti akan dibacanya dari awal sampai akhir. Jika dia mendapatkan suatu faidah, dia segera mencatatnya hingga menjadi sebuah pembahasan baru.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar Asqalani dalam kitab Ad-Durar al-Kaminah (3/397) ketika menceritakan biografi Az-Zarkasyi -penulis kitab Al-Bahr al-Muhith yang terkenal- menceritakan bahwa Az-Zarkasyi sering bolak-balik ke tempat penjual buku untuk menelaah buku-buku. Jika dia mendapatkan suatu faidah yang mengagumkan maka dia akan mencatatnya dan setelah pulang dia akan membahasnya ke dalam tulisannya.
Diantara para ulama bahkan ada yang menyesal karena tidak mencatat faidah yang mereka dapatkan. Murid Ibnu Hajar Asqalani yakni As-Sakhawi dalam kitabnya Al-Jawahir wa ad-Durar (2/611) menceritakan bahwa gurunya pernah menyesal tidak mencatat faidah yang beliau temukan dalam sebuah ayat Al-Qur’an.
Demikianlah keadaan para ulama kita yang mulia -semoga Allah merahmati mereka semua-. Semoga dengan mengetahui kisahnya dapat memotivasi jiwa-jiwa penuntut ilmu yang semakin melemah, menghidupkan semangat-semangat yang hampir mati, dan membakar gairah-gairah menelaah yang hampir padam, disebabkan banyaknya fitnah syahwat dan syubhat di zaman ini. Hanya kepada Allah kita mengadu dan memohon pertolongan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Assalamu'alaikum....
BalasHapusJazakallahu khairan...
Kadang-kadang bila saya baca penulisan akhi Igun, saya rasa macam saya masih kurang menghayati ilmu2 yang saya pelajari. Contohnya bila dengar ceramah/baca buku dan sebagainya.. Mungkin sebab saya rasa macam kurang dapat extract faedah-faedah..
Kenapa macam tu ekk dan any solutions?
Wa’alaikumussalam warahmatullah,
BalasHapusSaudaraku Mohd.Ikram,
Menurut ana solusi dari kurang menghayati ilmu adalah dengan tetap melatih diri banyak-banyak membaca dan mendengar ceramah-ceramah. Selalu lah konsentrasi. Jangan membaca/mendengar di saat badan lelah dan jiwa sedang bosan. Serta cintai lah ilmu dengan sepenuh hati. Insya Allah lambat laun kemampuan menelaah dan mendapatkan faedah akan terasah/menjadi tajam dengan sendirinya.
Tak percaya? Maka cubalah :-)
Teruskan menukilkan faidah ilmu.
BalasHapusInsya Allah, semoga Allah selalu memudahkan..
BalasHapusJazakallahu khairan :)
BalasHapus