Rabu, 14 Juli 2010

Kisah Ulama Dengan Air Zam-Zam

Diantara barokah dan keistimewaan air zam-zam adalah berkhasiat sesuai tujuan diminumnya. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ

Air zam-zam bermanfaat sesuai dengan tujuan diminumnya”.
(HR. Ibnu Majah no. 3062, dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil no. 1123).

Selain itu, air zam-zam juga berkhasiat sebagai makanan yang mengenyangkan, dan juga -dengan izin Allah- sebagai obat penyembuh dari penyakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ مَاءُ زَمْزَمَ فِيهِ طَعَامٌ مِنَ الطُّعْمِ وَشِفَاءٌ مِنَ السُّقْمِ

Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zam-zam. Air tersebut bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dan berkhasiat sebagai obat dari penyakit”.
(HR. Ath-Thabrani : 12/98. Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahih Jami’ ash-Shaghir no. 3317).

Dengan keberkahan dari air zam-zam yang telah ditetapkan oleh nash tersebut, menyebabkan para ulama ‘berlomba-lomba’ mengejar khasiat dari air zam-zam. Berikut ana nukilkan sebagian daripadanya :

- Anak dari Imam Ahmad yakni Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata : “Aku melihat bapakku beberapa kali meminum air zam-zam dengan tujuan untuk memohon kesembuhan (dari penyakit) dan mengusapkan air itu di kedua tangan dan wajahnya”. (Al-Adab asy-Syar’iyyah : 3/97, Ibnu Muflih).

- Muhammad bin Ja’far pernah mendengar Imam Ibnu Khuzaimah ditanya : “Darimana engkau mendapat ilmu?”. Beliau menjawab : “Rasulullah telah bersabda : ‘Air zam-zam bermanfaat sesuai dengan tujuan diminumnya’, maka ketika aku meminumnya aku memohon kepada Allah ilmu yang bermanfaat”. (Siyar A’lam an-Nubala’ : 14/370).

- Imam al-Hakim pernah berkata : “Aku pernah meminum air zam-zam dan aku memohon kepada Allah agar memberkahiku dalam menulis kitab”. (Siyar A’lam an-Nubala’ : 17/171). Sungguh Allah Ta’ala mengabulkan permohonan beliau. Ketika beliau wafat, beliau banyak meninggalkan kitab-kitab yang dijadikan rujukan oleh ulama sesudahnya, seperti : Al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain, Tarikh Naisabur, Kitab Muzzaki al-Akhbar, al-Madkhal ila ash-Shahih, Fadha’il asy-Syafi’i, dan masih banyak yang lain.

- Imam as-Sakhawi dalam kitabnya Al-Jawahir wa ad-Durar fi Tarjamah Syaikh al-Islam Ibnu Hajar bercerita bahwa gurunya yakni al-Hafizh Ibnu Hajar Asqalani pernah meminum air zam-zam dengan tujuan agar dapat menyamai kedudukan Imam adz-Dzahabi. Imam as-Sakhawi mengisahkan : “Guruku menceritakan kepada kami bahwa ia pernah meminum air zam-zam ketika menunaikan ibadah haji pada tahun 800 H atau 805 H –saya ragu– agar dapat mencapai derajat al-Hafizh adz-Dzahabi. Kemudian sekitar 20 tahun berikutnya ketika beliau menunaikan haji, beliau mendapatkan dirinya ingin memohon derajat yang lebih tinggi lagi. Maka beliau berharap kepada Allah agar dapat mencapainya”. Kemudian Imam as-Sakhawi berkata : “Sungguh Allah telah mengabulkan keinginan beliau”. (Al Jawahir wa ad-Durar : 78).
Kisah al-Hafizh Ibnu Hajar meminum air zam-zam untuk memohon derajat seperti Imam adz-Dzahabi juga terdapat dalam Thabaqat al-Huffadz karya Imam as-Suyuthi. As-Suyuthi lalu berkomentar : “Maka beliau telah mencapai derajat itu, bahkan melebihinya!”. (Thabaqat al-Huffadz : 552).

- Diceritakan dari Ibnu Asakir bahwa Imam al-Khatib al-Baghdadi pernah meminum air zam-zam untuk 3 keinginan. Pertama, dimudahkan menyusun Tarikh Baghdad. Kedua, diberi kesempatan mengajar di Masjid Jami’ al-Manshur. Ketiga, dikuburkan di sisi Bisyr al-Hafi. Kemudian perawi kisah tersebut berkata : “Dan semuanya telah dikabulkan”. (Al-Jawahir wa ad-Durar : 79).

- Imam Syafi’i pernah mengatakan : “Aku pernah meminum air zam-zam untuk 3 permohonan : Pertama, agar aku dijadikan pandai dalam memanah, maka permohonanku dikabulkan sehingga tidak ada sasaranku yang meleset; kedua agar aku dikaruniai ilmu, sehingga keadaanku seperti yang kalian lihat; dan ketiga agar aku dapat masuk surga. Aku berharap semua itu dapat tercapai”. (Al-Jawahir wa ad-Durar : 79).

- Imam Ibnul Qayyim berkata : “Sungguh aku dan selainku telah mencoba untuk memohon kesembuhan dengan meminum air zam-zam. Aku pernah mencoba (meminum air zam-zam) untuk menyembuhkan beberapa penyakit, lalu akupun sembuh dengan izin Allah”. (Zadul Ma’ad : 4/393).

-Abu Thayyib al-Fasi menceritakan bahwa Ahmad bin Abdullah asy-Syarifi pernah meminum air zam-zam dengan niat agar sembuh dari kebutaan, lalu Allah Ta’ala menyembuhkannya. (Al ‘Iqd ats-Tsamin fi Tarikh al-Balad al-Amin : 1/93, Abu Thayyib al-Fasi).

Demikianlah, sebenarnya masih ada beberapa kisah-kisah lainnya mengenai khasiat air zam-zam. Ana batasi dengan kisah-kisah diatas semoga telah mencukupi.

(Catatan : Tulisan ini banyak mengambil faedah dari pembahasan seputar Air Zam-Zam pada majalah Adz-Dzakhirah Al-Islamiyah edisi 45 vol.7 Th 1429 H, hal 26-37).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar