Rabu, 28 Juli 2010

Mengambil Faidah Dari Kejadian Alam Sekitar

Ana terkadang senang memandangi semut yang bergerak mencari makanan. Jika telah menemukan makanan maka ia segera membawa makanan tersebut, walau makanan itu jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya. Terkadang sang semut dengan susah payah jatuh bangun membawa makanannya, namun dengan keuletan dan kesabaran akhirnya ia berhasil membawa makanan itu ke sarangnya.

Sungguh, kejadian seperti itu mungkin terlihat remeh dalam kehidupan sehari-hari. Tapi bagi yang mau sejenak memikirkan akan mendapatkan perumpamaan bahwasanya hanya dengan keuletan dan kesabaran, maka cita-cita tinggi -yang awalnya sulit ditempuh- akhirnya dapat dicapai.

Bahkan kita temukan dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala mensifati hamba-hamba-Nya yang mau merenungkan hikmah dibalik kejadian-kejadian di alam ini sebagai ulil albab (orang yang berakal). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ، الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191).

Ada kisah ulama yang mendapatkan motivasi setelah melihat kejadian di alam sekitarnya :

Al-Khatib al-Baghdadi menceritakan dengan sanadnya sampai kepada al-Fadhl bin Sa’id, ia berkata :
“Dahulu ada seseorang yang menuntut ilmu. Lalu ia merasa tidak mampu mengikutinya, maka ia putuskan untuk berhenti saja. Ketika ia sedang berjalan dan melihat aliran air dari gunung yang menetes di atas batu, sehingga membuat batu itu cekung karena tetesan air, maka ia pun berkata : ‘Air ini meskipun lembut tapi mampu membuat batu yang keras menjadi cekung! Demi Allah, sungguh aku akan benar-benar menuntut ilmu’. Selanjutnya ia kembali menuntut ilmu dan akhirnya menjadi seorang ulama.”
(Al-Jami’ li Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami’ : 2/262, al-Khatib al-Baghdadi. Kisah tersebut juga diceritakan oleh as-Suyuthi dalam al-Muzhhir fi Ulum al-Lughah : 2/303).

Demikianlah, semoga kejadian-kejadian di alam sekitar kita dapat direnungkan dan diambil pelajaran sehingga menjadi bahan motivasi dan inspirasi. Sungguh benar ucapan seorang penyair yang berkata:

ما راح يوم على حي ولا ابتكرا
إلا رأى عبرة فيها إن اعتبر

Tidaklah pagi dan sore berlalu bagi orang yang bernyawa,
Melainkan ia akan melihat padanya pelajaran jika ia mau mengambilnya”.